Laci buku

Pinterest Instagram Twitter Facebook
  • Home
  • Tentang
  • Novel Barat
  • Novel Jepang
  • Pengarang
    • Wanita
    • Pria
    • Keroyokan
  • Tahunan




The Tokyo Zodiac Murder
Detective Mitarai's Casebook
Soji Shimada
Gramedia Pustaka Utama, 354 hal
Pameran Buku Kompas-Gramedia, Istora Senayan


Membaca judulnya saja, kita pasti bisa menebak kalau kisah yang disajikan adalah misteri pembunuhan. Dan kisah pembunuhan biasanya selalu bermuara pada pertanyaan siapakah yang melakukan pembunuhan ini? Adakah petunjuk khusus yang mampu menjadi kunci untuk menguak tabir misteri ini?


Jalan Cerita


Pada suatu malam yang bersalju  tahun 1936 seorang seniman bernama Heikichi Umezawa ditemukan tewas di dalam studionya sendiri. Dalam surat wasiatnya ia tengah merancang sesosok wanita sempurna, sebuah mahakarya yang materi utamanya berupa potongan-potongan tubuh manusia yang disatukan dan diberi nama Azoth. Azoth akan terwujud melalui potongan tubuh kelima putrinya. Anaknya yang tertua bernama Kazue, lalu Tomoko, Akiko, Tokiko, dan Yukiko. Tiga putri pertama adalah anak-anak tiri Heikichi dari pernikahan keduanya dengan Masako. Sementara Tokiko putri hasil pernikahan Heikichi dengan Tae -istri pertama- dan Yukiko adalah putri hasil pernikahan  Heikichi dengan Masako -istri kedua-.

Tokyo menjadi geger karena adanya pembunuhan terhadap enam wanita muda yang disinyalir adalah putri-putri dari Heikichi Umezawa. Mayat mereka diketemukan di tempat yang berbeda-beda serta saling berjauhan. Bahkan Heikichi pun ikut terbunuh. Polisi dan detektif masa itu telah berupaya untuk menyelidiki tapi selalu menemui jalan buntu.

Tersebutlah seorang astrolog bernama Kiyoshi Mitarai seorang detektif eksentrik dan juga astrolog serta temannya yang setia, Kazumi  Ishioka, seorang ilustrator merasa tertantang untuk memecahkan teka-teki dan mengungkapkan misteri pembunuhan tersebut sekaligus mengetahui siapa pembunuhnya.

Saat pencarian itu, keduanya menemui banyak petunjuk yang mengarah ke pelaku namun selalu saja penemuan ini tidak banyak berarti karena masing-masing memiliki arah yang tak pasti. Di tengah-tengah pencarian itu, keduanya dikejutkan oleh kedatangan seorang wanita yang mengaku anak dari Bunjiro Takegoshi seorang inspektur polisi pada masa pembunuhan itu terjadi. Wanita yang bernama Misako Iida ini membawa sebuah catatan yang ditulis oleh ayahnya dan menyerahkannya pada detektif Kiyoshi agar bisa ditindak lanjuti karena terkesan isi surat itu menyiratkan sebagian kisah peristiwa pembunuhan itu.

Berbekal isi pengakuan Bunjiro yang sangat mencengangkan itulah, Kiyoshi seakan mendapatkan pencerahan baru dalam mengungkap misteri yang rumit ini. Mereka berdua segera bertolak ke Kyoto usai mendapat tantangan yang dilontarkan oleh putra Takegoshi. Tantangannya adalah Kiyoshi akan memecahkan kasus ini dalam waktu satu minggu.

Selama berada di Kyoto keduanya berpisah jalan dalam mengembangkan kasus ini.  Kazumi mencari jejak dengan mengunjungi si pembuat manekin sahabat lama Heikichi namun ternyata orangnya sudah tiada, lalu ia mendatangi pembuat manekin lainnya yang bernama Shusai Yosida. Melalui Yosida, Kazumi seakan memperoleh petunjuk semu yang mengabarkan bahwa patung Azoth disimpan di sebuah taman Meiji-Mura. Dan Kazumi sangat ingin melihatnya. Berbeda dengan petualangan Kazumi, perilaku Kiyoshi selama berada di Kyoto sangat misterius, bahkan ia pernah tak pulang ke rumah.

Titik terang muncul ketika Kazumi menunjukkan uang lembaran seribu yen yang telah diselotip usai mereka minum kopi di kedai. Lembaran yang diselotip itu tak dinyana  telah membuka teka-teki. Selanjutnya, dengan gayanya yang misterius dan eksentrik detektif ini akhirnya telah mampu mengetahui siapa pembunuh kelima wanita putri dari Heikichi berikut Heikichi itu sendiri. Ia membeberkan keberhasilannya di depan sahabatnya, Kazumi, Ny. Misako Iida dan suaminya Tn. Iida. Temuan yang lebih mencengangkan sekaligus membersihkan nama baik almarhum ayah dari Ny. Misako Iida, Bunjiro Takegoshi.

Membaca kisah ini alur ceritanya mengingatkan saya pada petualangan Sherlock Holmes dan Dr. Watson. Disesuaikan dengan suasana dan kondisi lingkungan Jepang pada tahun 30-an sungguh merupakan latar yang cocok karena pada masa itu ilmu dalam mengungkap kejahatan belumlah canggih sehingga tak heran  kasusnya baru terungkap setelah 40 tahun kemudian. Saya suka dengan pengarangnya yang mampu meramu kisah ini dengan begitu berkelok-kelok apalagi dengan tema pembunuhan yang menyeramkan -potongan tubuh dari masing-masing korban disatukan untuk mewujudkan patung wanita lain bernama Azoth . Bahkan pada saat pengarang menanyakan apakah sudah bisa meraba siapa pembunuhnya di sela-sela halaman cerita, saya masih belum bisa mengetahui siapa pelakunya. Mungkin karena saya masih asyik dengan perdebatan antara Kiyoshi dan Kazumi. Terlebih lagi pengarang nampak ingin menyesatkan (atau mengecoh?) pembacanya untuk harus terus menerus memikirkan patung mayat Azoth ini. Brilian bukan? 

Selagi pikiran kita sibuk mencari dimana Azoth berada, ternyata akhir cerita justru melenceng jauh dan tak disangka-sangka. Sang pelaku justru orang terdekat dalam keluarga Umezawa dan menderita sejak kecil, mengharukan memang. Menarik dan orisinil kisahnya.


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Life of Pi
Yann Martel
Gramedia Pustaka Utama, 448 hal
Pameran Buku-Kompas Gramedia, Istora Senayan


Kisah Life Of Pi sungguh merupakan cerita yang bila kita renungkan akan menjadi suatu pelajaran hidup yang berharga. Kehidupan, agama, keyakinan, seni dan hidup itu sendiri telah terjalin dalam satu petualangan spiritual yang megah dalam satu sekoci bersama hewan-hewan yang notabene makhluk Tuhan juga. Usai membacanya kita seakan disodori pertanyaan  apa makna hidup dan mempercayai? 

Seorang pemuda bernama Piscine Molitor Patel dalam hidupnya yang lugu dan naif  menjalani ketiga agama secara sekaligus. Di sini makna Tuhan seakan dianggap sebagai sosok yang berbeda-beda tergantung dari sudut pandang agama itu sendiri. Dalam pelayaran menuju Kanada, mendadak sontak Pi dihadapkan oleh eksistensi Tuhan dari masing-masing agama itu kala ia mengalami kesengsaraan tak berkesudahan di tengah laut yang ganas. Kecelakaan yang membuatnya kehilangan ayah, ibu dan kakaknya  membimbingnya sedikit demi sedikit, hari demi hari untuk lebih mengenali hidup di tengah samudera yang tak terbatas. Ditambah lagi, sosok Richard Parker si harimau Bengal mencuri perhatian di sepanjang cerita. Menurut saya, hewan inilah yang justru sebagai maskot cerita. Tanpa kehadirannya, kisah akan berlalu dengan kering dan tak ada tantangan.

Selanjutnya usai berada dalam satu sekoci inilah, babak baru dari kehidupan Pi dimulai. Bagi kita yang menginginkan ada sosok-sosok lain selain hyena, zebra, orang-utan dan harimau, kehidupan Pi tentulah sangat monoton, seakan bermonolog terus menerus. Namun itulah yang terjadi pada kisah Life of Pi. Perjalanan bersama hewan dan satu manusia. Sungguh absurd bukan? Dan rupanya poin inilah yang menjadi kelebihannya. Dengan mereduksi sosok lain seperti orang tua dan kakak, pengarang seakan ingin lebih mengedepankan peran Pi beserta 'teman-temannya.'

Kebetulan saya sudah menonton filmnya lebih dulu daripada membaca bukunya. Bagi kita penikmat film dan buku selalu ada rasa ingin membandingkan keduanya. Dan menurut saya, film lebih membantu saya memahami arti dari gejolak perasaan seorang Pi.

 
movie action



Dalam bukunya saya merasa well, agak memahami dan mengenali siapakah diri Pi ini. Isi buku sangat bersifat merenung dan lebih detil sedangkan film karena dipatok durasi, saya hanya menyaksikan ibaratnya seperempatnya saja dari keseluruhan cerita.

Secara keseluruhan buku ini bagus dan menantang. Filosofinya tinggi. Tak diragukan lagi dan tak heran bila memenangkan penghargaan.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Sembari  menjalani hari, membaca buku menjadi hal yang tak terpisahkan dalam hidup,
Ini peristiwa langka, membaca ditemani  secangkir teh atau kopi atau air putih sekalipun,
Jadi nikmat rasanya meniti kata demi kata kalimat demi kalimat dan meresapinya.

Sampai halaman berapa?





Ayo, teruskan membacanya lagi...



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me



Halo, saya suka baca buku terutama fiksi dan blog ini merupakan wadah bagi saya untuk menuangkan impresi, persepsi, opini yang kadang mungkin saja subjektif
usai 'menelan' buku yang dibaca.

Follow Me

  • Twitter
  • Pinterest
  • Goodreads

Labels

  • antre buku
  • bookfair
  • detektif
  • kiriman buku
  • kutipan
  • mypicture
  • perjalanan
  • quote

Recent posts

Read the Printed Word!

Yang Selesai Dibaca

Read

Sepercik Noda, Seribu Langkah Terbawa
it was ok
Sepercik Noda, Seribu Langkah Terbawa
by Maria A. Sardjono
Paris Letters - Surat Dari Paris
really liked it
Paris Letters - Surat Dari Paris
by Janice Macleod
China Rich Girlfriend - Kekasih Kaya Raya
really liked it
China Rich Girlfriend - Kekasih Kaya Raya
by Kevin Kwan
The Color of Heaven
really liked it
The Color of Heaven
by Julianne MacLean
Sidney Sheldon's Reckless
liked it
Sidney Sheldon's Reckless
by Tilly Bagshawe

goodreads.com

Tantangan

2019 Reading Challenge

2019 Reading Challenge
Ernawati has read 0 books toward her goal of 20 books.
hide
0 of 20 (0%)
view books

Blog Archive

  • ►  2019 (18)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
  • ►  2018 (15)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (27)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (18)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (25)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
  • ►  2014 (34)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (2)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  April (5)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ▼  2013 (43)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  May (4)
    • ▼  April (3)
      • The Tokyo Zodiac Murder
      • Life Of Pi
      • Meniti Kata Ditemani Secangkir teh
    • ►  March (3)
    • ►  February (9)
    • ►  January (3)
  • ►  2012 (3)
    • ►  December (1)
    • ►  June (2)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by BeautyTemplates